Mengapa Taman Nasional Baluran Penting Untuk Konservasi Margasatwa – Layaknya manusia, tumbuhan dan hewan pun juga membutuhkan perlindungan dan sangat bergantung dengan alam. Oleh karena itu Baluran membuat suaka margasatwa yang berfungsi sebagai konservasi flora dan fauna terutama yang statusnya langka dan dilindungi.
Hal ini terjadi karena terdesaknya kawasan hutan yang disebabkan oleh pembangunan atau industri perkotaan juga perburuan hewan yang terus-menerus terjadi. Untuk dapat melestarikan dan melindungi mereka taman nasional hadir untuk menyediakan wadah bagi flora dan fauna.
Mengapa Taman Nasional Baluran Penting Untuk Konservasi Margasatwa?
Daftar Isi
Suaka margasatwa merupakan area konservasi alam yang memiliki keunikan yaitu keanekaragaman jenis satwa yang sangat berlimpah sehingga harus terus dilestarikan. Salah satu suaka yang ada di Indonesia terletak di Baluran yang menjadi tempat penting untuk melakukan konservasi flora dan fauna.
Tempat ini juga menjadi area pengembangbiakan serta perlindungan untuk berbagai flora dan fauna yang statusnya terancam punah. Selain itu Baluran juga dipenuhi dengan hutan yang mirip dengan habit asli dari hewan dan tumbuhan tersebut. Dengan demikian kehadirannya dapat membantu agar mereka tumbuh secara natural sehingga bisa menjamin kelangsungan hidup mereka agar tidak menjadi punah.
Selain sebagai tempat wisata ternyata Baluran juga sering digunakan sebagai sarana untuk melakukan berbagai penelitian serta memberikan pendidikan. Dengan penelitian yang dilakukan para ilmuan dapat menetapkan strategi konservasi yang harus dilakukan untuk melestarikannya. Tentunya tujuan utama dari marga satwa ini adalah untuk menjaga tumbuhan dan hewan yang statusnya langka dari aktivitas perburuan liar.
Untuk bisa menikmati seluruh spesies flora dan fauna yang ada di Baluran Anda bisa menyaksikannya di Zona Rimba dengan mengikuti berbagai bentuk kegiatan konservasi dan penelitian yang disediakan. Sementara itu Zona lainnya seperti Pemanfaatan dan Perlindungan Bahari juga menyediakan berbagai kegiatan lainnya seperti wisata budaya, wisata bahari dan wisata alam yang wajib untuk diikuti.
Baluran memiliki keunikan serta karakteristik karena punya jenis ekosistem yang bervariasi seperti hutan pesisir, hutan musim, hutan alam padang rumput hingga perairan. Dengan demikian tumbuhan dan hewan yang ada di taman nasional ini menjadi sangat bervariasi. Terdapat 26 jenis mamalia diantaranya kucing bakau, kancil, macan tutul, rusa timor, kijang, ajak, kerbau liar dan banteng yang dilindungi di dalam taman ini. Namun menurut sensus dari tahun 1941 hingga 2012 banteng yang menjadi ikon dan maskot tempat wisata ini semakin terdesak dan semakin menurun jumlahnya.
Keanekaragaman Flora Yang Tersebar di Baluran
Sejak tahun 2013 jenis tumbuhan secara keseluruhan semakin bertambah dari yang awalnya berjumlah 423 jenis tumbuhan kini bertambah menjadi 475 spesies. Awalnya flora tersebut terdiri dari 100 famili saja namun sekarang bertambah dengan tanaman baru yang berjumlah 52 spesies dari 13 famili.
Dari 475 spesies tumbuhan itu terdapat 2 spesies epifit atau parasite, 13 spesies paku, 5 spesies anggrek, 42 spesies liana, 135 spesies herba, 59 spesies rumput, 76 spesies tumbuhan perdu, dan 144 jenis pohon.
Walaupun terdapat banyak sekali tumbuhan endemi tetapi ternyata di taman ini juga terdapat tumbuhan yang diyakini menjadi benalu atau pengganggu tumbuhan lokal. Tumbuhan itu terdiri dari 31 jenis tanaman eksotis, 21 jenis tanaman invasif, gulma 16 jenis, pengganggu 10 jenis dan tumbuhan yang statusnya belum diketahui sebanyak 4 jenis.
Keunikan Topografi Baluran Yang Wajib Diketahui
Baluran yang lokasinya ada di kabupaten Situbondo termasuk unik karena berbatasan dengan kabupaten banyuwangi, sungai Bajulmati di bagian selatan bahkan selat Madura di utara karena lokasinya di ujung,
Sementara sebelah barat berbatasan secara langsung dengan Sungai Kelokoran dan sebelah timur berbatasan langsung dengan Selat Bali. Saat berkunjung ke tempat ini Anda akan menemukan Gunung Baluran di bagian tengah yang statusnya tidak lagi aktif.
Seorang pemburu asal Belanda AH. Loedeboer yang mempunyai perkebunan di Gunung Mesigit dan Laburan Merak pernah mampir ke Baluran sekitar tahun 1928. Loedeboer memprediksi bahwa kawasan tersebut memiliki nilai lebih untuk berfungsi sebagai penangkaran hewan terutama mamalia besar.
Taman nasional ini memiliki Savana Bekol di bagian tengah yang merupakan padang rumput yang cukup luas dengan warna kuning kecokelatan. Padang rumput terbesar di Pulau Jawa ini acap kali disebut sebagai padang rumput Afrika yang ada di Indonesia. Kemudian terdapat menara pandang yang tingginya 64 meter tak jauh dari padang rumput Savana Bekol.
Selain itu ada juga bisa menemukan beberapa pantai seperti Bilik, Balanan dan Bama yang ada di sisi luar Baluran. Semua pantai tersebut bisa menjadi salah satu opsi tempat wisata snorkeling ataupun memancing bagi yang menyukai kegiatan air.
Bagi Anda yang ingin menyaksikan matahari terbit yang sangat memesona sangat dianjurkan untuk mengunjungi pantai Bama. Selain itu di sana juga terdapat berbagai pohon mangrove atau bakau yang ada di dalam area konservasi yang masih alami.
Anda dapat menyaksikan babi hutan dan biawak serta monyet ekor panjang yang selalu naik turun di pohon-pohon yang ada di sekitar pantai. Selain itu juga bisa dijumpai beraneka jenis burung migran atau burung raja udang di dahan yang ada di sekitar pantai.
Baca : Open Trip Ijen Baluran
Sekarang Anda sudah tahu alasan mengapa Taman Nasional Baluran penting untuk konservasi margasatwa agar melindungi dan melestarikan flora dan fauna yang ada di sana. Jika Anda tertarik untuk mengunjungi Baluran bisa menghubungi agen wisata terbaik Nahwa Tour di nomor 0812.2243.1414. Kami menyediakan berbagai paket wisata dan open trip yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
