Apa Saja Ekosistem yang Ada di Taman Nasional Baluran – Di Pulau Jawa terdapat sebuah hamparan savanna atau padang rumput seperti di Pulau Sumba atau bahkan Benua Afrika. Taman Baluran yang berlokasi di Kabupaten Situbondo ini mempunyai hamparan padang rumput yang sangat unik sehingga dijuluki Little Africa. Selain itu, taman nasional ini juga memiliki berbagai macam ekosistem yang di dalamnya terdapat keanekaragaman hayati yang sangat beragam.

Apa Saja Ekosistem yang Ada di Taman Nasional Baluran?
Daftar Isi
Dengan lanskap yang dilengkapi tipologi ekosistem seperti hutan mangrove, pegunungan hingga hutan tropis ternyata Taman Baluran juga mempunyai ekosistem savanna yang dihiasi mamalia besar seperti rusa Jawa, Kerbau liar dan banteng Jawa. Keunikan inilah yang membuat taman nasional ini menjadi salah satu cagar alam yang diakui oleh UNESCO.
Namun ekosistem padang rumput yang ada di Baluran saat ini sedang terancam. Adanya jenis tanaman asing akasia berduri atau yang dikenal dengan Acacia nilotica ini membuat jenis rumput di savanna Baluran semakin terdesak. Oleh karena itu, luasan padang rumput pun semakin berkurang hari demi hari.
Ternyata luas dari padang rumput tersebut adalah 3ribu hektar yaitu sekitar sepertiga dari keseluruhan luas savanna yang ada. Karena luasnya semakin berkurang maka ekosistem yang ada pun mulau turun kualitasnya sehingga menyebabkan penurunan jumlah mamalia besar yang hidup di sana. Bahkan saat ini Anda hanya bisa menemukan 28 Banteng jawa saja di dalam taman nasional ini yang menjadikannya penting untuk selalu dilestarikan.
Masyarakat yang mengetahui apa saja ekosistem yang ada di Taman Nasional Baluran terlibat aktif untuk memulihkannya agar bisa menjadi angin segar untuk konservasi alam yang ada di Indonesia khususnya. Kerja kolektif dari semua pihak dalam melestarikan tempat konservasi diharapkan mampu meningkatkan kualitas ekosistem. Selain itu juga bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang sudah lama hidup di sekitar dan di dalam padang rumput tersebut.

Hewan Endemik Yang Wajib Disaksikan Saat Ke Taman Baluran
-
Kerbau Liar
Kerbau liar merupakan mamalia darat yang pada umumnya muncul secara berkelompok. Mamalia dengan nama latin Bubalus bubalis ini bisa tumbuh sampai 1,7 meter dengan berat 900kg.
Kerbau liar ini memiliki perbedaan dengan banteng jawa yaitu pada warna kulit yang hitam pekat dan gemar berkutat di kubangan. Biasanya ketika kawanan kerbau liar sedang bermain di kubangan, di atas tubuhnya acap kali dihinggapi oleh burung yang sedang mencari kutu.
-
Banteng Jawa
Jika mau tahu apa saja ekosistem yang ada di Taman Nasional Baluran maka banteng Jawa merupakan mamalia besar yang menjadi ikonnya. Spesies yang satu ini hanya bisa dijumpai di Bali, Madura dan Jawa. Banteng Jawa dewasa bisa tumbuh panjang 2,3 meter dengan tinggi 1,6 meter. Sementara beratnya bisa mencapai 810 kg bahkan ada yang beratnya hingga 1 ton untuk yang berkelamin jantan.
Dengan kulit berwarna cokelat kemerahan untuk betina dan warna cokelat gelap untuk jantan, hewan ini semakin eksotik dengan warna putih pada bagian moncong, mata, punuk dan kaki. Hewan endemic ini merupakan daya tarik yang harus dinikmati ketika sedang melintas di padang rumput baluran.
Menurut IUCN, banteng ini masuk ke dalam kelompok hewan yang terancam punah. Jika Anda dapat melihat mamalia besar ini, hal tersebut adalah sebuah pengalaman yang sangat menakjubkan.
-
Pelanduk Jawa
Pelanduk atau yang lebih dikenal dengan kancil merupakan mamalia berkuku genap yang beratnya 1 hingga 2kg dengan tinggi sekitar 45 hingga 55cm. Pelanduk ini acap kali ditemukan di semak-semak sedang bersembunyi atau di pohon berlubang.
Pada umumnya, kancil warnanya cokelat kemerahan dan di bawah perutrnya berwarna putih. Selain memiliki kemampuan untuk bersembunyi di semak-semak, kancil ini memang juga mempunyai ketangkasan dan kecepatan yang sangat luar biasa.
Satwa lucu ini lebih aktif di malam hari dengan sifat pemalunya ketika bertemu dengan orang. Kancil saat ini sudah masuk ke dalam hewan yang terancam punah, oleh karena itu ketika Anda mengunjungi Baluran dan menemukannya, itu sama saja mendapatkan sebuah harta karun. Hewan yang satu ini memang sudah masuk ke dalam kategori hewan yang dilindungi.
-
Trenggiling
Trenggiling merupakan mamalia kecil yang acap kali ditemukan di hutan rimba dan padang rumput di Taman Baluran yang saat ini terancam punah. Trenggiling mempunyai tubuh yang bersisik sebagai pelindungnya.
Walaupun hewan ini cenderung aktif di malam hari namun kancil ini hidup soliter sehingga sulit untuk menemukannya. Trenggiling adalah hewan pemakan serangga kecil dan semut yang hidup di tanah. Walaupun terkesan tidak berbahaya, hewan ini masuk ke dalam kelompok yang dilindungi karena perdagangan ilegal.
Menyaksikan trenggiling di hutan belantara merupakan sebuah pengalaman yang tidak bisa didapatkan di tempat lain. Ini pun akan menciptakan kesan yang sangat mendalam bagi para wisatawan.
-
Macan Tutul
Macan tutul atau dikenal dengan macan kumbang merupakan mamalia karnivora yang menjadi puncak dari rantai makanan di Taman Baluran. Warna tubuhnya sangat khas kecokelatan dengan bintik-bintik hitam.
Macan tutul ini cenderung lebih aktif ketika malam hari tiba dan pada umumnya hanya berkeliaran di siang hari di dalam hutan. Macan tutul ini dapat memanjat pohon yang tingginya lebih dari 15 meter dan memiliki kemampuan untuk membawa makanannya ke atas pohon meskipun bobot buruannya lebih berat dibandingkan dirinya.

Baca juga : Open Trip Ijen Baluran
Setelah mengetahui apa saja ekosistem yang ada di Taman Nasional Baluran Anda tentunya jadi ingin mengunjunginya secara langsung. Apalagi keanekaragaman hayati yang bisa ditemukan di taman ini juga sangat banyak dan bervariasi.
Jika Anda tertarik untuk mengunjungi Taman Baluran bisa menghubungi agen wisata terbaik Nahwa Tour di nomor 0812.2243.1414. Kami menyediakan berbagai paket wisata dan open trip yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.


