5/5 - (1 vote)

Budaya Banyuwangi Apa SajaSelain terkenal karena memiliki keindahan alam yang memesona, Banyuwangi juga menawarkan keberagaman budaya yang juga memiliki keunikan tersendiri.

Budaya Banyuwangi Apa Saja

Mulai dari berbagai macam upacara adat hingga kesenian, hingga kini budaya tersebut masih terus dilestarikan oleh masyarakat Banyuwangi. Simak beberapa budaya khas Banyuwangi yang menawarkan keunikan dan ciri khas tersendiri.

Budaya Banyuwangi Apa Saja? Ini Listnya

  • Meras Gandrung

Gandrung merupakan kesenian tari khas Banyuwangi yang menampilkan keanggunan dan keelokan tariannya. Fakta unik soal kesenian khas yang satu ini adalah penari Gandrung yang pertama adalah seorang pria yang dikenal dengan sebutan Gandrung Marsan. Lalu setelah zaman kolonialisme Belanda usai, muncullah penari wanita. Tari Gandrung ini awalnya adalah sebuah ritual yang bernama Meras Gandrung.

Meras Gandrung merupakan sebuah ritual kelulusan yang harus diambil oleh penari pemula untuk menjadi profesional. Mereka pun dituntut untuk tidak hanya dapat menari dengan luwes namun juga bisa bernyanyi. Ritual yang dilakukan di Taman Gandrung Terakota ini dihelat setiap satu bulan sekali.

  • Kebo-Keboan

Salah satu budaya unik Banyuwangi yang patut untuk diketahui adalah kebo-keboan. Seperti namanya, tradisi ini menampilkan pertunjukan manusia yang didandani sedemikian rupa seperti seekor kerbau berserta tanduknya. 

Ritual yang telah digelar selama 300 tahun ini dihelat di Desa Alasmalang dan Aliyan Banyuwangi pada awal bulan Suro. Tujuan dari ritual ini adalah untuk memanjatkan rasa syukur setelah mendapatkan panen yang berlimpah.

Ritual di Desa Alasmalang ini biasanya dimulai dengan melakukan syukuran dengan mengarak sekitar 30 kebo-keboan di sepanjang jelan desa. Ritual ini dipimpin oleh tokoh adat sekitar. Sebutan untuk ritual yang satu ini adalah ider bumi. Kemudian, ritual ini diakhiri dengan kegiatan sebar benih yang dilakukan oleh para kebo-keboan. Sebar benih ini diharapkan bisa menjadi penanda untuk musim panen ke depannya.

  • Mocoan Lontar Yusuf

Masyarakat suku Osing Banyuwangi memiliki sebuah tradisi yang acap kali dilakukan yaitu Mocoan Lontar Yusuf. Tradisi ini merupakan pembacaan lontar/naskah Yusuf yang merupakan kitab kuno mengenai kisah Nabi Yusuf dan tertulis lewat aksara pegon. Lontar Yusuf ini terdiri dari 4.366 larik, 592 bait dan 12 Pupuh yang bentuknya seperti puisi tradisional.

Lontar Yusuf ini dibacakan ketika momen-momen penting. Contohnya adalah dibacakan untuk mengiringi ritual adat seperti tradisi Tumpeng Sewu di Desa Kemiren dan adat Seblang Bakungan. Dibacakan Lontar Yusuf ini pada umumnya dimulai setelah isya dan selesai sebelum Subuh.

  • Jaranan Buto

Jaranan Buto adalah kesenian yang sering dilakukan di Bumi Blambangan. Tidak seperti ritual jaranan yang acap kali digelar, kuda-kudaan yang digunakan kali ini menggunakan wajah yang digambar seperti buto atau raksasa. Bahkan orang-orang yang memainkan jaranan ini pun dirias seperti buto dengan rambut gimbal panjang, mata besar, dan muka warna merah.

  • Seblang

Seblang adalah sebuah ritual yang dilakukan dengan maksud untuk mengusir bala atau bahaya. Ritual ini dilakukan di dua desa yang ada di Banyuwangi yaitu Bakungan dan Olehsari. Namun ada perbedaan ritual yang diadakan di Olehsari dan Bakungan. 

Seblang yang dilakukan di Bakungan digelar setelah hari raya Idul Adha. Pemilihan penari pun diambil yang sudah menopause. Sementara ritual yang dilakukan di Olehsari digelar setelah hari raya Idul Fitri. Dan penari yang dipilih adalah yang masih perawan.

Festival Budaya di Banyuwangi

  • Festival Bala Ganjur

Ternyata di Banyuwangi memiliki tradisi Ogoh-Ogoh yang digelar setiap kali menjelang hari raya Nyepi. Tradisi ini memang dilakukan di Kecamatan Purwoharjo karena sebagian besar warganya memeluk agama Hindu. Untuk itu, di sana sering digelar sebah Festival Balaganjur.

Balaganjur artinya adalah pasukan yang sedang berjalan dan mengikuti prosesi arak-arakan yaitu ogoh-ogoh. Meskipun tradisi ini pada umumnya digelar oleh mayoritas umat Hindu, namun seluruh warga Purwoharjo dari beberapa latar belakang pun ikut serta untuk menyukseskan festival ini. 

  • Drumband Ethnic Festival

Drumband Ethnic Festival merupakan festival yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesenian di Banyuwangi. Festival drumband ini sangat istimewa karena mencampur alat musik modern dengan alat musik tradisional seperti rebana, angklung dan gendang.

Keunikan lain dari festival ini adalah gelaran ini sempat mendapatkan penghormatan dari Persatuan Drum Band Indonesia yang berniat untuk menghelat acara drumband nasional di Banyuwangi.

Festival ini sangat menarik bukan hanya dari sisi musik yang menawarkan keunikan. Terkait kostum, peserta dari beberapa kategori juga menyajikan pakaian-pakaian adat dari sejumlah daerah. Hal ini tentu saja menjadi pergerakan dari masyarakat Banyuwangi untuk melestarikan budayanya.

  • Banyuwangi Ethno Carnival

Jika Anda berkunjung ke Banyuwangi, cobalah untuk menyaksikan secara langsung festival yang satu ini. Acara ini menjadi salah satu event pariwisata terbaik yang pernah di gelar di Indonesia. Banyuwangi Ethno Carnival in adalah gelaran busana etnis Banyuwangi yang digelar setiap tahun dan mengusung tema seputar kekayaan budaya lokal. 

Keunikan budaya Banyuwangi memang menjadi fokus utama, karena pemerintah ingin budaya warga Banyuwangi bisa dikenal secara global. Saat ini, event luar biasa yang menjadi keistimewaan kota Banyuwangi ini kini bukan hanya disukai oleh warga lokal. Namun saat ini sudah banyak wisatawan mancanegara yang berbondong-bondong ingin mendapatkan pengalaman untuk menyaksikan festival ini.

open trip banyuwangi

Baca : Paket Wisata Banyuwangi 4 Hari 3 Malam

Itu adalah budaya Banyuwangi apa saja yang bisa dinikmati jika Anda memutuskan untuk berkunjung ke sana. Ingin ke spot wisata Banyuwangi yang penuh budaya? Ikut saja rombongan trip dalam paket liburan Nahwa Tour yang bisa dibooking online mulai hari ini via kontak 081 222 431 414. 

Pilihan Paket

Hubungi kami, jika ingin paket wisata secara custom