Kenapa Bromo Ditutup – Sepanjang tahun Kawasan TNBTS termasuk Bromo memang sempat beberapa kali ditutup. Ternyata hal tersebut dilakukan dengan alasan yang berbeda-beda. Simak beberapa alasan yang membuat Gunung Bromo ditutup untuk beberapa waktu yang dihimpun Nahwa Tour sebagai berikut.
Karena Kegiatan Pembersihan Kawasan
Daftar Isi
Gunung Bromo ditutup oleh Balai Besar TNBTS dengan alasan kegiatan pembersihan kawasan di tahun 2024 hal ini terjadi pada bulan April. Menumpuknya sampah yang ada di kawasan wisata TNBTS membuat aktivitas pembersihan kerap dilakukan. Septi Eka Wardhani selaku Kabag TU Balai Besar TNBTS mengatakan, kawasan wisata Bromo ditutup dengan tujuan memberi edukasi pada wisatawan agar dapat menaati peraturan soal sampah.
Pihak TNBTS mengimbau kepada para pengunjung yang menikmati kawasan wisata ini untuk tidak meninggalkan dan membuang sampah sembarangan. Septi mengutarakan bahwa sampah tersebut dapat disimpan lebih dulu dan kemudian dibuang ketika tersedia tempat sampah yang ada di TNBTS.
Mereka sangat mengharapkan para wisatawan dan warga memiliki kesadaran yang tinggi untuk tidak membuang sampah tidak pada tempatnya. Septi menambahkan TNBTS berharap para wisatawan yang berkunjung memiliki tanggung jawab lebih untuk sampah yang mereka bawa.
Dirinya pun mengatakan bahwa kawasan wisata Gunung Bromo tidak menyediakan tempat sampah yang cukup. Karena pihaknya mengharapkan para wisatawan bisa menjaga kebersihan taman nasional ini.
Pada kegiatan pembersihan tahap awal yang menjadi alasan kenapa Bromo ditutup sementara, kira-kira ada 3,5ton sampah sudah dibersihkan di kawasan wisata Gunung Bromo tersebut. Sampah yang dibersihkan kebanyakan berupa plastik di mana para pengunjung membuangnya sembarangan.
Ada beberapa spot yang menjadi lokasi kegiatan pembersihan sampah dilakukan pada tahap pertama yaitu Lautan Pasir, Savana Lembah Watangan, daerah puncak dan tangga, Simpang Dingklik, Pakis Bincil, Bukit Kedaluh, dan Gunung Penanjakan.
Kenapa Bromo Ditutup? Karena Digelarnya Upacara Yadnya Kasada
Selain karena sampah, Bromo dan sekitarnya juga sempat ditutup lantaran dilaksanakannya upacara ritual Yadnya Kasada. Kawasan wisata pun ditutup selama empat hari. Pada tahun 2024 acara ini dilakukan mulai 21 hingga 24 Juni.
Hendro Widjanarko dari TNBTS menyatakan ditutupnya kawasan wisata Gunung Bromo ini merujuk kepada Surat Ketua PHDI yang ada di Kabupaten Pasuruan. Hendro menyatakan, ditutupnya kawasan wisata Gunung Bromo ini juga dilakukan karena sejumlah alasan lain yaitu pembersihan kawasan dan pemulihan ekosistem TNBTS.
Hendro berujar kawasan wisata Gunung Bromo ini hanya boleh diakses oleh warga setempat yang akan melaksanakan upacara adat Yadnya Kasada. Warga yang boleh mengikuti upacara ini pun yang memiliki identitas berdasarkan ketentuan yang tertulis pada surat edaran PHDI wilayah Kabupaten Probolinggo serta Kabupaten Pasuruan.
Hendro menambahkan, kawasan wisata TNBTS hanya boleh diakses oleh warga setempat dan petugas yang berkepentingan selama periode tersebut. Khususnya bagi petugas yang melakukan kegiatan pembersihan area wisata.
Pengumuman tersebut ini diinformasikan kepada pelaku jasa wisata, masyarakat pengunjung dan pihak-pihak yang terkait. Hendro mengungkapkan pengumuman tersebut agar menjadi perhatian dan dilakukan dengan bertanggung jawab.
Ditutupnya kawasan wisata Gunung Bromo dari kegiatan wisata itu dilakukan pada empat akses pintu masuk yaitu kecamatan Sukapura kemudian wilayah Malang dan Lumajang pada pintu masuk Jemplang. Untuk kecamatan Poncokusumo, serta Pasuruan di Desa Wonokriti, Kemudian Kecamatan Tosari, serta Probolinggo di Desa Ngadisari.
Upacara adat Yadnya Kasada sendiri merupakan sebuah upacara sesembahan yang mempersembahkan sesajen kepada Sang Hyang Widhi yang bermanifestasi sebagai Dewa Api atau Batara Brama. Kata Yadnya sendiri berasal dari orang Tengger karena mereka beragama Hindu Dharma. Upacara Yadnya Kasada ini dilaksanakan setiap bulan Kasada hari ke-14.
Ditutup Karena Kebakaran
Kawasan wisata TNBTS ini juga sempat ditutup lantaran terjadi kebakaran lahan dan hutan. Tim gabungan dikerahkan untuk menanggulangi kobaran api yang melahap lahan dan hutan di kawasan wisata TNBTS selama sembilan hari.
Hendro mengatakan, kebakaran hutan dan lahan di kawasan Bromo ini mengakibatkan kerugian yang cukup besar termasuk terhentinya kegiatan wisata di Gunung Bromo, hilangnya habitat satwa dan biaya pemadaman kebakaran dari darat.
Dirinya menambahkan, jumlah kerugian belum termasuk biaya operasi pengeboman air yang diluncurkan dari helikopter. Fungsinya untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan dan juga jaringan pipa air yang rusak akibat terjadinya kebakaran tersebut.
Namun setelah terjadi kebakaran lahan dan hutan tersebut, kawasan wisata Gunung Bromo pun sudah dikunjungi para wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Namun, ditutupnya kawasan wisata selama beberapa hari cukup berpengaruh terhadap keuangan TNBTS.
Baca : Open Trip Bromo Setiap Hari dari Batu dan Malang
Hendro menambahkan, nilai kerugian yang terjadi karena kebakaran lahan dan hutan tersebut diperkirakan hingga Rp5,4 Miliar. Untuk itu, pihak TNBTS pun mengalihkan fokusnya untuk pemantauan dan pengendalian kawasan.
Septi memberikan himbauan kepada para warga, wisatawan yang berkunjung, dan pelaku jasa wisata untuk menjaga area wisata Gunung Bromo ini dari kebakaran lahan dan hutan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran antara lain tidak menyalakan kembang api, flare, dan petasan di sekitar wilayah TNBTS.
Septi menambahkan, pencegahan tersebut dilakukan demi kenyamanan, keamanan da keselamatan bersama. Lalu apabila melihat titik api di sekitar area wisata TNBTS, segera untuk melaporkan kejadian tersebut kepada petugas yang berwenang.
Itu adalah beberapa alasan kenapa Bromo ditutup sepanjang satu tahun terakhir. Mulai dari kegiatan pembersihan kawasan wisata secara menyeluruh, kebakaran hutan dan lahan yang sempat melanda Gunung Bromo dan juga digelarnya upacara adat tahunan Yadnya Kasada.