Bagaimana Legenda Gunung Bromo Terjadi?

5/5 - (1 vote)

Bagaimana Legenda Gunung Bromo Terjadi – Gunung Bromo memang menawarkan pemandangan alam yang sangat memesona. Namun ternyata terdapat sebuah cerita legenda dan sejarah dibalik keindahannya tersebut yang belum diketahui oleh banyak orang. Hal tersebut tak bisa dilepaskan dari masyarakat Suku Tengger yang tinggal di lereng Gunung Bromo. Untuk itu, simak ulasannya berikut ini.

Bagaimana Legenda Gunung Bromo Terjadi

Bagaimana Legenda Gunung Bromo Terjadi? Ternyata Begini Sejarahnya

Penduduk yang tinggal di lereng gunung Bromo mempercayai bahwa gunung ini adalah gunung suci. Terselip cerita legenda terkait asal-usul Bromo yang tentu saja berhubungan dengan suku Tengger.

Hal ini karena suku Tengger merupakan penduduk asli yang mendiami area sekitar Gunung Bromo. Suku inilah yang memberikan nama Bromo yang diambil dari nama dewa tertinggi dalam Hindu yaitu Brahma. Brahma dalam bahasa Tengger juga acap kali disebut Kaldera Tengger.

Suku Tengger ini juga kerap menyelenggarakan upacara adat tahunan yang dikenal dengan upacara Yadnya Kasada. Upacara yang digelar di Pura Luhur Poten yang berada di kaki Gunung Bromo ini memang hanya bisa ditemukan di sini saja yang dilaksanakan setiap tahun.

Upacara sakral ini biasanya diadakan setiap bulan purnama yaitu tanggal 14 hingga 15 bulan Kasada yang diambil dari penanggalan Jawa kuno. Upacara ini diselenggarakan mulai dari tengah malam hingga dini hari.

Baca juga : Sejarah Objek Wisata Bromo

Apakah Bromo Dingin

 

 

Inilah Cerita Dari Suku Tengger yang Melegenda

Legenda suku tengger tentu saja berkaitan erat dengan bagaimana legenda gunung Bromo terjadi di Jawa Timur. Konon, suku Tengger sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit, yaitu sekitar abad ke-13.

Suku Tengger mempercayai bahwa keturunan mereka berasal dari leluhurnya yaitu Rara Anteng dan Joko Seger. Leluhur mereka inilah yang ditengarai menjadi asal-usul terjadinya upacara adat tahunan Yadnya Kasada.

Menurut cerita, Joko Seger adalah seorang pangeran putra Brahmana yang berasal dari Kerajaan Majapahit kuno. Sang pangeran bertemu dengan putri kerajaan Brawijaya Singasari yang bernama Roro Anteng.

Mereka pun akhirnya jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah. Mereka berdua memutuskan untuk hidup mandiri dengan membangun sebuah daerah di lereng Gunung Bromo yang dikenal dengan tanah Tengger.

Setelah menjalani biduk rumah tangga selama dua dekade lamanya, sepasang suami istri ini pun belum juga dikaruniai keturunan. Mereka pun memutuskan untuk bertapa di Gunung Bromo. Setelah melakukan ritual bertapa sekian lama, terdengarkan suara yang menggema yang disebut berasal dari Gunung Bromo. Apabila mereka diberi keturunan, maka anak terakhir harus diberikan sebagai persembahan untuk kawah Bromo.

Mereka pun akhirnya dikaruniai banyak anak, namun mereka pun lupa akan janji yang pernah mereka ucapkan di Gunung Bromo. Konon ketika anak-anak mereka sedang bermain di hamparan pasir Gunung Bromo, anak bungsu mereka yang bernama Kusuma hilang.

Konon katanya Kusuma menjadi sesembahan bagi Gunung Bromo yang sekaligus menjadi cikal-bakal terjadinya upacara adat yang dilakukan oleh Suku Tengger di Gunung Bromo yaitu Yadnya Kasada.

Prosesi Upacara Pada Acara Yadnya Kasada

Setelah mengetahui bagaimana legenda gunung Bromo terjadi dan sejarahnya, upacara adat tahunan Yadnya Kasada ini adalah sebuah ritual yang dilaksanakan oleh Suku Tengger agar terhindar dari marabahaya dan juga sebagai ungkapan rasa syukur. Upacara adat ini diselenggarakan dengan melemparkan hasil bumi dan hewan peliharaan ke dalam kawah Gunung Bromo. Seiring berjalannya waktu, upacara adat ini menjadi salah satu hari raya besar bagi umat Hindu Tengger. Simak tahapan proses upacara Yadnya Kasada seperti yang diulas di bawah ini.

  • Suku Tengger biasanya harus mengambil air suci langsung di Gunung Widodaren yang kemudian digunakan pada ritual nglukat sebelum upacara adat dilakukan. Ritual ini adalah upacara untuk menyucikan jiwa yang dilaksanakan di Poten.
  • Kemudian akan dilaksanakan upacara pembukaan. Upacara ini dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah dan seluruh unsur masyarakat. Tak terkecuali para dukun yang ada di wilayah Tengger. Pembukaannya dilakukan dengan tari Jaka Seger dan Rara Anteng.
  • Upacara adat Yadnya Kasada sendiri digelar di Poten, yaitu pura yang berlokasi di lereng Gunung Bromo. Prosesi acaranya pun meliputi persiapan, pembacaan kidung-kidung religi yang diiringi dengan musik gamelan, membersihkan tempat sembahyang, pembacaan kitab Weda, dan pembacaan sejarah pertemuan Jaka Seger serta Rara Anteng yang menjadi asal-usul Suku Tengger.
  • Lalu akan dilaksanakan nglukat umat kedua. Prosesi ini di digelar dengan membagikan bija yang nantinya ditempelkan di wajah. Lalu memberikan bunga atau wewangian, memercikkan tirta di wajah dan kepala para peserta upacara dan membakar dupa di perapen.
  • Sembahyang atau yang disebut juga Muspa biasanya dipimpin oleh pinandhita. Namun biasanya juga didampingi oleh para pemuka agama setempat.
  • Prosesi berikutnya adalah dibacakannya mantra pasca sembahyang. Terdapat lima mantra yang isinya adalah pemanjatan pujian kepada tuhan. Selain itu, mantra tersebut juga sebagai permohonan untuk kehidupan yang damai.
  • Pemilihan calon dukun adat untuk menggantikan dukun yang sebelumnya menjabat.
  • Melakukan lelabuhan ke kawah Gunung Bromo. Ini adalah acara puncak dari prosesi adat Yadnya Kasada ini seperti bagaimana legenda gunung Bromo terjadi di Malang. Pada peserta upacara berjalan dari Poten ke kawah Gunung Bromo sembari membawa sajen. Sesajen yang dibawa oleh peserta upacara adalah hewan ternak ataupun hasil bumi. Di dalam perjalanan, mereka membaca doa berdasarkan niat masing-masing.
  • Selamatan atau slametan adalah prosesi akhir dari upacara Kasada ini. Slametan dilakukan di setiap desa yang dipimpin oleh masing-masing dukun adat.

Melihat perjalanan bagaimana legenda gunung Bromo terjadi dari awal sampai ke upacara Yadnya Kasada sangatlah menarik. Karena itulah melihat upacara yang masih diadakan sampai saat ini adalah aktivitas yang menarik bagi para wisatawan.

Jika Anda tertarik untuk mengunjungi gunung Bromo bisa menghubungi agen wisata terbaik Nahwa Tour di nomor 0812.2243.1414. Kami menyediakan berbagai paket wisata ke Bromo dan open trip yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Pilihan Paket

Hubungi kami, jika ingin paket wisata secara custom